Senin, 22 Februari 2016

Move

Move




Cerpen Karangan:
Lolos moderasi pada: 10 October 2015

“cek.. cek.. satu dua tiga..” cek sound yang sedang dilakukan oleh Andri dengan band-nya yang tak lama lagi akan tampil dalam sebuah acara apresiasi seni di sekolahku. Terlihat ia yang berdiri sambil memegangi mikrofon yang akan dia pakai ketika tampil nanti. Sangat tampan dengan memakai kemeja panjang berwarna merah dengan menutupi kepalanya oleh topi berwarna selaras. Aku terus memandanginya. Sedang asyik memandangi wajah tampannya, pandanganku berlalu ketika seseorang memanggilku dari arah belakang.
“Ditaa…” panggilnya sambil melambaikan tangan.
Rio. Kakak kelasku yang berperan menjadi pacarku saat ini. Hampir setengah tahun aku dan Rio menjalin hubungan. Namun, tetap saja jantung ini hanya berdetak kencang ketika aku melihat Andri, vokalis band di sekolahku.
“kamu ngapain di sini? Aku cari-cari dari tadi,” ucapnya dengan napas yang sedikit ngos-ngosan.
“maaf, aku mau lihat acara apresiasi seni sekolah kita.”
“acaranya kan belum dimulai, band-nya Andri aja lagi cek sound, kamu ngapain di sini? Mau neglihatin Andri?” tanyanya yang mulai diselimuti oleh rasa cemburu.
“nggak kok.. nggak gitu maksud aku..” jawabku dengan terbata-bata.
“apa sih? Kamu aja jawabnya kaya gitu! kamu kamu kapan sih bisa move on dari dia? Kita udah hampir setengah tahun sama-sama, tapi kamu belum juga bisa move on dari dia. Apa sih yang buat kamu jadi kaya gini?! Haah?!!” ledakan emosi yang tersirat dari bibir Rio.
Kini Rio semakin cemburu, sangat terlihat dia sudah lelah dengan tingkah yang seperti ini. Aku sadar, bisa dibilang aku ini egois. Tak pernah mempedulikan bagaimana perasaan Rio saat itu. Namun, ku pikir lagi aku bukannya egois. Namun, aku sendiri tak mengerti dengan apa yang sedang ku rasakan saat ini. Rio pergi meninggalkan aku dari aula setelah ia memarahiku tadi. Kini aku termenung. Entah apa yang harus aku lakukan saat ini. Aku sudah berulangkali mencoba untuk melupakan Andri, namun bayang-bayang Andri terus menghantuiku.
Termenung dan terus terdiam ketika semua orang bersorak sorai melihat acara itu. Saat ini aku masih berpikir. Apa yang harus aku lakukan jika telah seperti ini. Mungkin hal ini belum seberapa dibandingkan dengan kelak jika Rio benar-benar lelah dan pergi meninggalkan aku. Banyak masukan yang ku dapat dari teman-temanku.
“udah taa.. kalau emang kamu gak bisa move on dari Andri, kalian pisah aja, dari pada terus-terusan nyakitin Rio yang jelas-jelas sayang dan selalu ada buat kamu..” ujar Yasmin ketika melihat aku sedang termenung.
“asal ngomong aja kamu yas.. jangan taa, coba kamu bayangin kalau kamu mutusin Rio. Dia pasti kecewa banget sama kamu, dia bakal sakit hati banget. Sejauh ini kamu emang udah nyakitin dia, tapi dengan cara mutusin apa ngga lebih nyakitin lagi? kalau emang kamu sayang sama Rio kamu bisa kok lupai Andri. Aku yakin, saat ini memang susah, karena kan kalian masih sering ketemu, lagian juga kamu sendiri yang bilang kan kalau kamu butuh waktu 2 tahun untuk bisa move on dari seseorang. Semuanya butuh proses, kamu bisa lewatin ini kok taa.. semangat yaa!!” ucap Michael yang tidak setuju dengan masukan Yasmin kepadaku.
Setelahnya, aku terus termenung dan berpikir. Mempertimbangkan keputusan mana yang harus aku ambil. Yang diucapkan oleh Yasmin memang benar. Jika dipertahankan belum tentu aku bisa sepenunya move on dari Andri, tapi dengan cara memutuskan hubungan itu adalah keputusan yang konyol dan sangat kekaknak-kanakan. Sementara sangat benar dengan apa yang diucapkan Michael. Selama ini aku sudah sering menyakiti hatinya. Aku harus menjadi manusia yang adil. Mungkin dengan terus bersamanya itu membuat aku merasa membohongi hati kecilku sendiri. Namun, di sisi lain, aku dapat membahagiakan Rio, orang yang menyayangiku dan selalu ada untukku.
Kini aku memutuskan untuk bertahan demi orang yang menyayangiku. Tak peduli membohongi hati kecilku sendiri pun. Karena aku yakin. Dengan terus bersamanya, aku akan bisa melupakan Andri, yang aku sendiri tak tahu bagaimana perasaannya terhadap aku. Meski itu menghabiskan waktu yang cukup lama, aku yakin bahwa aku bisa melupakan Andri dan berbahagia dengan Rio.
“oke.. makasih teman-teman atas masukannya. Sekarang aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aku ambil masukan dari kamu chael, terima kasih yaa.. dan ku mohon, bantu aku agar aku dapat melupakan Andri, dan menjadikan semua yang telah aku lakukan bersamanya selama ini hanya sekedar kenangan biasa. Mulai sekarang aku akan berusaha belajar untuk menyayangi Rio dan menghargai apa yang telah Rio berikan kepadaku.” Dengan yakin ku berucap.

sumber : http://cerpenmu.com/cerpen-cinta/move.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar