Selasa, 16 Februari 2016

Cinta Yang Tersakiti

Cinta Yang Tersakiti




Cerpen Karangan:
Lolos moderasi pada: 15 February 2016

Iseng, jahil, dan suka bikin orang ge-er, itulah aku! Ya, aku memang seseorang yang penuh dengan kejahilan dan keisengan, di mana saja dan kapan saja selalu aku lakukan. Namaku Ayoe Chantika dan Ayu adalah nama panggilan aku. Semuanya berawal dari sebuah game yang sekarang sedang digandrungi oleh orang-orang di seluruh dunia. Melalui game inilah aku berkenalan dengan seorang pria “Arief” biasa aku memanggilnya.
“Hay Ayu… kamu sekolah atau kerja?” tanya Arief dalam chatnya di game itu.
“Aku kerja,” jawab ku.
“Oh kerja dimana?” tanyanya lagi.
“Di Jababeka cikarang.” jawabku atas pertanyaan itu.
Berawal dari percakapan itulah kami mulai saling mengobrol melalui dunia maya. Setiap aku on di game itu dia pun on, maka kami pun saling bercanda memalui kata-kata.
“Enak kali yah kalau punya istri kayak kamu, udah cantik, kariernya bagus pinter masak lagi yah..” begitu dia selalu memuji aku.
“Hmm… kamu bisa aja, makanya kalau cari istri tuh yang pinter masak jadi setiap hari kamu bisa dimasakin makanan yang enak-enak,” jawab aku atas pujiannya.
“Hahaha… belum siap ngasih makan anak orang.” jawabnya.
Hari demi hari kedekatan kami pun semakin terajut. “Akun fb kamu apa namanya?” pertanyaan itu diucapakan olehnya dan hampir selalu ditanyakan oleh member lain di clan aku bergabung dalam game itu. “Ayoe Chantika,” jawabku. “Punya pin BB gak?” Dia bertanya lagi.
“Ga punya adanya pin baju,” jawabku dengan sedikit candaan.
“cuma mau ngobrol sama kamu aja di bbm, soalnya gak enak kalau ngobrol di chat.. hahaha,” ucapnya lagi sambil di iringi dengan suara tertawa.
Aku pun memberikan pin BB kakak ipar aku, karena gak mungkin aku memberikan pin BB aku sendiri sama dia, karena sebenarnya aku sudah mempunyai seorang tunangan. Singkat cerita aku dan dia semakin dekat, walaupun kami tidak pernah bertemu dan bertatap muka satu sama lain karena dia ada di bandung dan aku di bekasi. Kami hanya saling mengenal melalui foto-foto yang dia dan aku kirimkan. Walaupun aku tidak pernah bertemu secara langsung dan tidak pernah mengenal dia sebelumnya, tapi entah kenapa aku merasa kalau perhatian yang selama ini dia berikan ke aku itu tulus adanya.
“Ayu, kalau Arief benar-benar suka sama kamu gimana?” dan Duaarrr… akhirnya pertanyaan yang selama ini aku takutkan terucapkan juga. Aku bingung waktu itu harus bagaimana, dan antara percaya atau tidak dengan apa yang diucapkan, apakah itu sebuah candaan atau keseriusan.
“Arief… kamu kan tahu bagaimana kondisi aku, aku kan udah punya pacar,” itulah jawaban aku atas pertanyaannya. Walaupun sebenarnya pada saat itu di hatiku pun memiliki perasaan yang sama terhadapnya, hingga akhirnya keluarlah kata-kata, “Bagaimana kalau kita TTM-an aja?” ucapku.
“Apaan tuh TTM-an?” ucapnya.
“Hahaha masa TTM aja gak tahu!” jawabku dengan sedikit mengejeknya.
“Iyaa Arief tahu, Teman Tapi Mesra kan?!” jawabnya.
Entah sejak kapan dan bagaimana, aku mulai merasa sayang sama dia dan semakin hari perasaanku semakin aneh. Kadang-kadang ada rasa rindu yang tiba-tiba datang bila kami tidak ada komunikasi, apalagi dengan semua perhatian dan kasih sayang yang selalu dia berikan padaku. Sejak saat itu kami semakin dekat dan semakin intens berkomunikasi hingga akhirnya hubungan aku pun diketahui oleh tunanganku dan sejak saat itulah tunangan aku menjadi super over protectif kepadaku.
Aku disuruh ke luar clan dan setiap kali pacar aku datang, hp aku selalu dicek, dan aku pun tidak diperbolehkan untuk membuka atau menggunakan media sosial apa pun. Tapi tetap saja ada jalan dan cara kami untuk tetap berkomunikasi, setiap apa yang terjadi padaku, aku selalu bercerita pada dia. Ada perasaan takut kehilangan dia, takut kehilangan semua perhatian dan kasih sayang yang selalu dia curahkan untuk aku. Hingga akhirnya hari pernikahanku dengan tunanganku pun tiba, ada perasaan sedih yang mewarnai hari pernikahan aku. Ya, perasaan sedih buatku karena selama resepsi berlangsung aku selalu memikirkan dia “Arief.” selama seminggu aku tidak ada kontak dengan dia sejak hari pernikahan aku. Akhirnya karena didorong perasaan rindu padanya, aku pun menghubungi dia kembali.
“Hayy.. apa kabar kamu?” aku bertanya melalui inbox di facebook.
“Hmm, Alhamdulillah Arief sehat” jawabnya.
“Sayang ke mana aja seminggu gak ada kabarnya, Arief khawatir tahu, takut kamu kenapa-kenapa di sana, sayang sehat kan, baik-baik aja kan di sana?” semua pertanyaan yang ke luar dari dirinya membuat hati aku sakit dan sedih. Akhirnya dengan sangat berat hati aku menjawab semua pertanyaannya.
“Hmm, Alhamdulillah aku sehat, aku baik-baik aja, maaf yah seminggu ini aku gak menghubungi kamu,”
“Arief, ada yang mau aku katakan sama kamu, tapi kamu jangan marah ya?” ucapku.
“Kenapa sayang… ada apa, kamu cerita dong sama Arief, selama seminggu ini kamu gak ada kabarnya, kamu ke mana aja? ku kumpulkan semua kekuatan dan keberanian yang aku punya dan aku katakan padanya bahwa aku telah melangsungkan pernikahan.
Aku bisa merasakan apa yang dia rasakan. “Arief… maafin aku yah, aku gak bisa menepati janji aku untuk bisa membuat kamu move on dari masa lalu kamu, malah aku membuat kamu merasakan kehilangan dan sakit untuk yang kedua kalinya, aku gak bisa berbuat apa-apa, jujur aku sangat menyayangi kamu, tapi semuanya ini memang harus terjadi, karena jauh sebelum aku kenal kamu semuanya ini sudah direncanakan, hanya tinggal menunggu tanggalnya saja,” ucapku dalam hati.
“Aku berharap kamu akan mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dari aku, yang lebih menyayangi kamu dengan tulus dan yang pasti seseorang yang tidak pernah terikat oleh komitmen apa pun dengan siapa pun.” Itulah doaku untukmu. Dan sejak saat itu aku berusaha menjauh darinya, hingga akhirnya kami tidak pernah ada kontak apa-apa lagi. Semoga kamu di sana bahagia bersama pasanganmu. Biarlah rasa sayang dan cinta ini akan tetap tersimpan dan tertanam di dalam hati aku bersama dengan semua kenangan yang pernah terukir di antara kita berdua.

sumber : http://cerpenmu.com/cerpen-cinta-segitiga/cinta-yang-tersakiti.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar