Minggu, 21 Februari 2016

Best Friends

Best Friends




Cerpen Karangan:
Lolos moderasi pada: 20 November 2013

Sifa, Fara, Fanda dan Affa adalah sahabat sejati. Mereka sudah sangat dekat dan bersahabat. Bahkan mereka sudah menganggap satu sama lain sebagai saudara, karena mereka ber-4 sudah bersahabat sejak kecil.
Mereka suka berbuat baik, saling tolong-menolong, dan selalu setia. Apalagi mereka di sekolah menjadi murid yang pintar. Banyak orang yang mengagumi mereka. Mereka juga memiliki banyak kesamaan, Fara dan Affa yang sangat mencintai musik, Sifa dan Fanda suka makan es krim. Mereka ber-4 juga sangat menyukai warna pink.
Sebagai tanda persahabatan mereka, mereka juga memiliki aksesoris yang kembar lho! Seperti sepatu kets warna putih, sandal jepit bergambar warna pink, sepasang bando dan jepitan rambut warna biru muda, setelan baju dan rok berwarna pink, gelang dan kalung berwarna pink, dan masih banyak lagi.
Siang itu Sifa, Fara, Fanda, dan Affa baru pulang sekolah. Mereka berjalan pulang menuju rumah mereka masing-masing. Oh iya, rumah mereka memang sama di perumahan matahari indah, cuma mereka beda komplek. Sifa dan Affa komplek A, sementara Fara dan Fanda komplek B. Jadi kalau pulang sekolah mereka selalu pulang bersama, lagipula jarak antara sekolah dan rumah mereka tidak terlalu jauh.
Dalam perjalanan Fara berkata “eh iya, gimana kalau nanti sore kita bersepeda?”, “ hmm.. boleh juga, kita kumpul di taman biasa jam 4 sore gimana?” usul Affa. “oke! Aksesorisnya gimana?” tanya Sifa. “apa ya, yang bagus?” kata Fanda sambil berpikir. “Ahha!”, “sandal pink, setelan pink, kalung sama gelang pink!”, “hahaha…”, tawa mereka bersama. Bagaimana bisa mereka mengatakan hal yang sama? Ya sudahlah, nggak usah di pikir kawan.
“kita jalan duluan ya!” kata sifa dan affa, yang akan mengarah ke kompleks rumah mereka. “iya” kata Fara dan Fanda bersamaan. “Oh iya Fan, nanti kalau mau ke taman ke rumahku dulu ya! Daahh aku pulang duluan.” Kata Fara. “oke! Sipp!” balas Fanda. Dan setelah berjalan sedikit dari rumah Fara, Fanda sampai di rumahnya. Mereka sampai juga di rumahnya masing-masing, dan mereka langsung beristirahat.
Pukul 3.30 Sifa, Fara, Fanda dan Affa di rumah masing-masing sibuk menyiapkan diri untuk bersepeda. Pukul 3.50 Sifa sudah berada di taman, tidak lama kemudian Affa sampai “Fa, kok ngga mampir ke rumahku dulu.!”, “iya iya, maaf sangat senangnya ingin bersepeda jadi lupa dehh.” kata Sifa. Sudah 5 menit berlalu, akhirnya Fanda dan Fara sampai. Bersepeda pun dimulai! GO!!
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 17.30 dan mereka pun sudah jalan-jalan keliling komplek. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing masing. Sampai di rumahnya, Sifa langsung sms ketiga temannya Fanda, Fara, dan Affa dan menanyakan mereka akan shalat maghrib di masjid atau tidak, karena Sifa kali ini tidak bisa shalat di masjid dan harus menjaga Ibunya yang sakit thypusnya kambuh. Ternyata balasan sms dari teman-teman Sifa sama “ya tidak apa-apa”.
Adzan maghrib pun terdengar. Di rumah Fara sedang bersiap memakai mukena, padahal Fanda sudah menunggu di rumah fara sekitar 5 menit yang lalu. Affa ternyata sudah sampai di masjid duluan bersama kakaknya. Dan sebelum komat, mereka semua sudah sampai masjid.
Setelah selesai shalat maghrib, mereka memutuskan untuk menjenguk Ibu Sifa yang sakit nanti setelah ini. “kita membawa apa ketika menjenguk nanti ya?” tanya Fara pada teman-temannya. “bagaimana kalau nanti jam setengah tujuh kita membeli buah di toko buah di depan perumahan?” kata Affa. “oke. naik sepeda ya! nanti kumpul di depan komplek ya!” kata Fanda mengusulkan. “ya sudah, oke! aku duluan ya.” kata Affa.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Fara dan Fanda sudah menunggu di depan komplek, “Affa mana ya?” tanya Fara, “mungkin lagi di jalan.” kata Fanda, “itu dia!” kata Fanda kemudian. “ayo cepat kawan, jangan lambat!” kata Affa.
Sekarang semua sudah sampai di toko buah. “kita mau beli buah apa nih?” tanya Affa pada Fara dan Fanda. “bagaimana kalau apel, anggur, jeruk, lalu… apalagi ya?” usul Fanda. “Ahha! Bagaimana kalau jeruk, pear dan apel saja!?”. Affa pun setuju lalu memilih buah buah tersebut “Mba, apel, jeruk dan pear-nya yang ini di kemas pakai keranjang buah yang itu, lalu dihias ya, tapi hiasanya yang sederhana saja ya.”, “Oh iya de, sebentar ya. Oh ya de, jus buahnya tidak beli?” kata mba penjual. “hm. Gimana ni? mau beli?” tanya Fanda. “ya boleh. Aku mau jus mangga. Kamu apa ffa?” tanya Fara kepada Affa. “Aku jus apel saja.” jawab Affa, “oke. Aku jus melon. Oh ya, sekalian Sifa juga jus jeruk.” kata Fanda. “hmm oke!. Mba jadi jus mangga satu, jus apel satu, jus melon satu, jus jeruk satu.”.
Setelah menunggu, “ini de buah dan jus-nya.”. “terimakasih mba, jadi semuanya berapa?” kata Affa. “Jadi semuanya enam puluh tiga ribu.” jawab mba penjual. “ini mba uangnya enam puluh tiga ribu.” kata Affa.
Ketika di jalan, “Kan tadi bayarnya pakai uang Affa, berarti kita harus ganti. Urunan saja bagaimana?” usul Fanda. Merekapun memutuskan untuk urunan uangnya. “hmm, kita ada tiga orang, jumlah semuanya enam puluh tiga ribu, jadi berapa satu orangnya?” ucap Fara sambil berfikir. “Jadi satu orangnya dua puluh satu ribu, kan enam puluh tiga ribu dibagi tiga.” kata Fanda. “Oh iya, nih uangku dua puluh satu ribu Ffa.” kata Fara dan Fanda sambil memberikan uangnya kepada Affa.
Tidak sadar mereka bercakap-cakap di perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Sifa, “assalamualaikum, Sifa.” salam mereka bertiga. “wa’alaikumsalam, wahh ada teman-teman. Ya sudah ayo masuk dulu.” jawab Sifa. “ya.”. setelah mereka semua masuk Affa bertanya “bagaimana keadaan ibumu?”, “alhamdulillah sudah sedikit membaik” jawab Sifa. “oh iya, ini untukmu dan Ibumu, dari kami.” kata Fanda. “iya, terimakasih ya. tapi maaf nih Ibuku sedang istirahat, bagaimana?.” Ucap Sifa dengan raut wajah sedikit bingung. “oh, tidak apa apa. Kita langsung pamit saja ya. Semoga Ibumu cepat sembuh.” kata Fara. “lho kok buru-buru?” tanya Sifa, “tidak kok, lagipula ini sudah malam.” jawab Fanda. “kita pulang dulu ya! Assalamualaikum.” kata Fara, Fanda, dan Affa. “waalaikumsalam.terimakasih ya semuanya.” balas Sifa.
Di sekolah Fara, Affa, dan Fanda menanyakan pada Sifa tentang keadaan Ibunya. “alhamdulillah sudah baik, terimakasih ya teman-teman.” kata Sifa. “ya!kita kan sahabat harus saling tolong menolong bukan?” kata Affa. “ya! itu gunanya sahabat.” kata Fanda, “sahabat sejati takkan terlupakan!!!.” kata Fara. “hahahahaha..” tawa mereka bersama.

sumber : http://cerpenmu.com/cerpen-persahabatan/best-friends.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar